Now What?


Any hitch? © Columbia Pictures

Abis gunting rambut dan nungguin Selly (temen Ar yang sekarang mukim deket Arlon) datang, gue nonton Hitch di Antwerp, Jumat lalu. Biasalah, film cewek yang gampang ditebak ceritanya, tentang dokter cinta yang akhirnya jatuh cinta.

Jadi keinget, gue belom lama ditodong untuk berbagi beberapa hal tentang berpacaran, terutama pacaran jarak jauh. Hari gini. Kayaknya semua juga tahu deh, standar pacaran itu harus ada cinta, pengertian dan kejujuran. Out of question, jelas. Tapi selebihnya adalah kesabaran. Jarak yang berjauhan, dan waktu yang belum tentu sebentar, membuka kemungkinan untuk berbagai pertanyaan dan keraguan menyelinap dalam permenungan (doh bahasanya).

“Tapi kan sekarang ada teknologi, yang membuat jarak kian tak berarti,” begitu selalu dalih gue. Sejujurnya, nggak juga sih. Kalo yang namanya lagi angot, telpon gak terangkat, sms tak kunjung dibalas, pikiran pun bisa langsung marathon meski bukan di musim kompetisi. Maklum. Cuma, kalo sempet ada kepikiran, biasanya gue balikin lagi ke commitment-nya gimana. Iya dong, waktu jadian ‘kan udah tahu ada beberapa konsekuensi yang harus diterima. Misal kebiasaan gaul dan keluarganya, kemungkinan tersendatnya komunikasi di hari deadline, dst.

Udahlah. Gampangnya, selagi bisa menarik nafas panjang dan punya tujuan ke depan yang sama, hubungan bisa jalan terus. Jalani aja dulu, karena tiap pasangan ‘kan ceritanya lain-lain.

Now that we found love, what are we gonna do …

0 Reageren op “Now What?”

Een reactie posten



XML


Edit halaman ini (Anda punya izin) Edit halaman ini (jika Anda punya izin) |