BOURGEOIS?


Summer shoes

Ceritanya gini. Kemaren malem pas makan tempura gitu, temen gue bilang, "You’re becoming bourgeois." Gak suka aja, kayaknya bukan gue deh. Seinget gue, kayaknya gue lebih main budget dalam banyak hal. Gue beli barang bukan karena merk kok, karena emang perlu aja. Well, pengen juga sih belakangan. Bahkan setahun lalu kayaknya juga gabeli apa-apa, beneran.

Setelah banyak membela diri mati-matian, gue jadi diem aja. Mikir-mikir. Memang sih, kalau mau jujur, gue jelas aja menikmati kenyamanan, yang bagus, dan enak-enak... Dari jaman kecil juga, yang begini mah biar tutup mata juga tahu, kali. Wajar dong, kalau bisa mah, semua orang juga mau.

"Borju itu gak sepenuhnya jelek," gitu katanya mulai obrolan lagi. "Makan malam di resto kan emang sah-sah aja. Boss juga pantes-pantes aja dipake, nggak neko-neko. Tod’s juga undeniably nyaman." Dan untuk membuktikan, dia sampai barusan emailin gue definisinya pula.

BOURGEOIS adjectif se dit quelquefois par une sorte de mépris, comme dans ces phrases: Avoir l'air bourgeois, la mine bourgeoise, les manières bourgeoises.


Cuma tetep, dibilang borju itu kok rasanya gak pas ya. Geli aja kuping rasanya. Apalagi kalau ngebayangin orang gak kerja tapi borju. Gak asik aja dengernya. Ngomongin yang begini jadi inget Lina(g)kos, sama Rudi Liem. Oh Debra juga. Mereka ini sadar gak sadar memberi inspirasi gue urusan beginian. Jadi pengen mojok di Starbucks.

0 Reageren op “BOURGEOIS?”

Een reactie posten



XML


Edit halaman ini (Anda punya izin) Edit halaman ini (jika Anda punya izin) |