And YOU are a Jew also.

Begitu sms yang gue terima 17 Maret lalu, 21.49.30. Belom lama emang gue baca dua buku tentang Judaism, serinya Idiot’s Guide dan Dummies. Udah gitu beberapa kali nge-browse beberapa hal juga, tentang Talmut, Halacha dll. Kenapa juga? Karena tergelitik.

Pertama kali ngeh ngeliat orang-orang Yahudi (atau Yodden, Jewish or whatever sebutannya) adalah di Berlin 2003 lalu. Dan gue baru tahu belakangan, kalo komunitas mereka itu tersebar di berbagai belahan dunia, seperti orang-orang Chinese misalnya. Tapi di Jakarta, atau di kampung Sumedang dulu, kayaknya gue belom pernah sekalipun ngelihat mereka.

Yang gue denger, dulu banget, mereka ini masuk jajaran orang pelit. Begitu nyampe di Antwerp, gue banyak ngeliat mereka yang memang kuat berbisnis diamond. Gue belom berhasil membuat kontak dengan mereka, karena tiap ketemu, kesannya kok takut atau curiga. Sangat tertutup. Gue tanya-tanya orang, mereka menilai, orang orang Yahudi itu exclusive, serius, sangat konservatif, tidak sembarangan makan (cuma yang kosher), dst. Trus, pasti nyangkut juga soal holocaust, auschwitz, anti semitisme dll. Di Antwerp, kompleks tempat tinggal mereka itu banyak dipasang kamera di berbagai sudut. Di Brussels, setiap ada aktivitas di Synagogue, tempat ibadah mereka, satu blok di area itu di jaga ketat sama tentara.

Buat gambaran: yang paling gampang dikenali orang Yahudi yang religius dan pakai kippah (topi kecil), pakaian serba hitam putih, trus kadang ada rambut ikal secuprit gitu di (jadi inget cinderella) di kanan kiri menghias kuping. Selain itu, yang baru gue tahu (parah ya?), ternyata ada juga yang pakai baju bebas. Gue pernah ketemu sama beberapa dari mereka di Brussels. Kesan gue, mereka itu pinter dan suka baca buku, dan gak semuanya kaya seperti anggapan orang. Sayang, sampai sekarang gue belom bisa dan sempat masuk ke Synagogue dan ikut ritual mereka, yang katanya tiga jam itu. Dan belom pernah motret mereka. Tunggu.